BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam setiap usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya senantiasa
tidak terlepas dari benturan-benturan antara lain nilai dan norma sosial dengan
keterbatasan kemampuan dan sumber-sumber kebutuhan yang diperebutkan. Jika
nilai-nilai atau unsur-unsur kebudayaan pada suatu waktu mengalami perubahan,
dimana anggota-anggota masyarakat terasa terganggu atau tidak lagi dapat
memenuhi kebutuhannya melalui kebudayaan tadi, maka timbul gejala-gejala sosial
yang meresahkan masyarakat yang disebut dengan masalah sosial. Masalah sosial
dapat berupa kebutuhan-kebutuhan sosial maupun biologis. Masalah sosial dapat
disebabkan oleh ketidakseimbangan pergaulan dalam masyarakat, sedangkan
kebutuhan biologis disebabkan kebutuhan-kebuuhan biologis tersebut sulit atau
tidak bisa lagi dipenuhi, seperti kebutuhan makan, minum, dan sebagainya.
Menurut pendapat Harold A. Phelps dalam Abdulsyani(1994:183), ada 4
sumber timbulnya masalah sosial, yaitu:
1. Yang
berasal dari faktor-faktor ekonomis,antara lain termasuk kemiskinan dan
pengangguran.
2. Yang
berasal dari faktor-faktor biologis, antara lain meliputi penyakit jasmani dan
cacat.
3. Yang
berasal dari faktor-faktor psikologis, seperti sakit saraf, jiwa, lemah
ingatan, sukar menyesuaikan diri, dan bunuh diri.
4. Yang
berasal dari faktor-faktor kebudayaan, seperti masalah-masalah umur tua, tidak
punya tempat kediaman, janda perceraian, kejahatan dan kenakalan anak muda,
serta perselisihan-perselisihan agama, suku dan ras.
Soekanto (1995) menegaskan bahwa masalah sosial akan terjadi, apabila
kenyataan yang dihadapi oleh warga masyarakat berbeda dengan harapannya. Secara
lebih lanjut dikatakan bahwa masalah sosial menyangkut persoalan yang terjadi
pada proses interaksi sosial.
Di dalam makalah ini, penulis akan membahas lebih lanjut mengenai
kemiskinan sebagai salah satu masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Karena
sebagaimana kita ketahui, di Indonesia sendiri masalah kemiskinan merupakan
masalah yang sampai saat ini menjadi masalah yang berat bagi Indonesia.
Terlebih dalam posisi Indonesia sebagai negara berkemabang dengan jumlah
penduduk yang sangat majemuk.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
definisi tentang kemiskinan yang merupakan salah satu dari masalah sosial?
2. Apa yang
menyebabkan terjadinya kemiskinan?
3. Mangapa
kemiskinan termasuk dalam kategori masalah sosial?
4. Apakah
dampak yang ditimbulkan akibat kemiskinan?
5. Bagaimanakah
cara untuk mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia?
C.
Tujuan
Tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah mahasiswa mengerti tentang permasalahan sosial
yang terjadi di masyarakat.
BAB II
A. Pengertian atau Definisi Kemiskinan
Soekanto (1995:406) berpendapat bahwa kemiskinan diartikan sebagai suatu
keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan
taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun
fisiknya dalam kelompok tersebut.
B. Penyebab Terjadinya kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang
senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat, khususnya di negara-negara
berkembang. Kemiskinan senantiasa menarik perhatian berbagai kalangan, baik
para akademisi maupun para praktisi. Berbagai teori, konsep dan pendekatan pun
terus menerus dikembangkan untuk menyibak tirai dan mungkin “misteri” mengenai
kemiskinan ini.
Dalam konteks masyarakat Indonesia, masalah
kemiskinan juga merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji
secara terus menerus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak
lama, melainkan pula karena masalah ini masih hadir di tengah-tengah kita dan
bahkan kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional
yang masih dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Meskipun pembahasan kemiskinan
pernah mengalami tahap kejenuhan sejak pertengahan 1980-an, upaya pengentasan
kemiskinan kini semakin mendesak kembali untuk dikaji ulang. Beberapa alasan
yang mendasari pendapat ini antara lain adalah:
Pertama, konsep kemiskinan masih didominasi
oleh perspektif tunggal, yakni “kemiskinan pendapatan” atau “income-poverty”
(Chambers, 1997). Pendekatan ini banyak dikritik oleh para pakar ilmu sosial
sebagai pendekatan yang kurang bisa menggambarkan potret kemiskinan secara
lengkap. Kemiskinan seakan-akan hanyalah masalah ekonomi yang ditunjukkan oleh
rendahnya pendapatan seseorang atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kedua, jumlah orang miskin di Indonesia
senantiasa menunjukkan angka yang tinggi, baik secara absolut maupun relatif,
di pedesaan maupun perkotaan. Meskipun Indonesia pernah dicatat sebagai salah
satu negara berkembang yang sukses dalam mengentaskan kemiskinan, ternyata
masalah kemiskinan kembali menjadi isu sentral di Tanah Air karena bukan saja
jumlahnya yang kembali meningkat, melainkan dimensinya pun semakin kompleks
seiring dengan menurunnya kualitas hidup masyarakaat akibat terpaan krisis
ekonomi sejak tahun 1997.
Ketiga, kemiskinan mempunyai dampak negatif
yang bersifat menyebar (multiplier effects) terhadap tatanan kemasyarakatan
secara menyeluruh. Berbagai peristiwa konflik di Tanah Air yang terjadi
sepanjang krisis ekonomi misalnya, menunjukkan bahwa ternyata persoalan
kemiskinan bukanlah semata-mata mempengaruhi ketahanan ekonomi yang ditampilkan
oleh rendahnya daya beli masyarakat, melainkan pula mempengaruhi ketahanan
sosial masyarakat dan ketahanan nasional.
Secara umum ada beberpa faktor yang
menyebabkan terjadinya msalah kemiskinan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya tingkat pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan seseorang dapat memicu terjadinya kemiskinan. Hal ini karena individu tersebut tidak memiliki pengetahuan atau pendidikan, keterampilan yang memadai yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan dan dapat menaikkan taraf hidup individu tersebut serta mampu memenuhi kebutuhannya.
Rendahnya tingkat pendidikan seseorang dapat memicu terjadinya kemiskinan. Hal ini karena individu tersebut tidak memiliki pengetahuan atau pendidikan, keterampilan yang memadai yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan dan dapat menaikkan taraf hidup individu tersebut serta mampu memenuhi kebutuhannya.
2. Kurangnya kreativitas
individu
Jika seseorang dapat menggunakan kretivitasnya, tidak dipungkiri mereka dapat memiliki penghasilan yang dapat menaikkan taraf hidup mereka. Mereka dapat menggunakan sarana prasarana dan segala aspek yang ada untuk mencari dan mendapatkan sumber penghasilan.
Jika seseorang dapat menggunakan kretivitasnya, tidak dipungkiri mereka dapat memiliki penghasilan yang dapat menaikkan taraf hidup mereka. Mereka dapat menggunakan sarana prasarana dan segala aspek yang ada untuk mencari dan mendapatkan sumber penghasilan.
3. Tingkat kelahiran yang tinggi
Tingkat kelahiran yang tinggi ini juga dapat memicu terjadinya kemiskinan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh adanya pengeluaran biaya yang lebih besar, sehingga dapat dimungkinkan harta kekayaannya lama kelamaan akan terkuras. Namun hal ini berbeda untuk kelompok sosial yang memiliki penghasilan yang cukup bahkan lebih atau tetap. Mereka menganggap masih mampu menghidupi anggota keluarganya. Maka mereka tidak dianggap sebagai kelompok sosial miskin. Hal ini tampak sebagian besar di kota-kota besar.
Tingkat kelahiran yang tinggi ini juga dapat memicu terjadinya kemiskinan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh adanya pengeluaran biaya yang lebih besar, sehingga dapat dimungkinkan harta kekayaannya lama kelamaan akan terkuras. Namun hal ini berbeda untuk kelompok sosial yang memiliki penghasilan yang cukup bahkan lebih atau tetap. Mereka menganggap masih mampu menghidupi anggota keluarganya. Maka mereka tidak dianggap sebagai kelompok sosial miskin. Hal ini tampak sebagian besar di kota-kota besar.
4. Pengaruh lingkungan hidup atau tempat tinggalnya
Lingkungan hidup dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan. Seseorang yang berada di lingkungan miskin pasti akan ikut terbawa arus kemiskinan. Apalagi individu-individu dalam kelompok tersebut adalah individu-individu yang tidak mampu mengurusi dirinya sendiri dan tidak mampu memenuhi kebutuhannya serta berada dalam gelombang kebodohan atau kelompok yang anggota kelompoknya senantiasa malas untuk bekerja.
Lingkungan hidup dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan. Seseorang yang berada di lingkungan miskin pasti akan ikut terbawa arus kemiskinan. Apalagi individu-individu dalam kelompok tersebut adalah individu-individu yang tidak mampu mengurusi dirinya sendiri dan tidak mampu memenuhi kebutuhannya serta berada dalam gelombang kebodohan atau kelompok yang anggota kelompoknya senantiasa malas untuk bekerja.
5. Keturunan
Tingkat ekonomi dari kelompok sosialnya dapat mempengaruhi dengan jelas. Individu yang berasal dari golongan miskin, tidak menutup kemungkinan akan memyebabkan ia ikut miskin. Karena orang tuanya tidak mampu mencukupi segala kebutuhannya, sehingga mereka menganggap kehidupannya adalah takdir yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Sehingga kurang adanya kemauan dan usaha untuk mengubah keadaannya.
Tingkat ekonomi dari kelompok sosialnya dapat mempengaruhi dengan jelas. Individu yang berasal dari golongan miskin, tidak menutup kemungkinan akan memyebabkan ia ikut miskin. Karena orang tuanya tidak mampu mencukupi segala kebutuhannya, sehingga mereka menganggap kehidupannya adalah takdir yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Sehingga kurang adanya kemauan dan usaha untuk mengubah keadaannya.
Hal-hal lain yang tampak nyata menyebabkan
kemiskinan banyak terjadi di kota-kota besar yaitu antara lain arus urbanisasi.
Banyak para urban dari desa datang ke kota, kebanyakan dari mereka bertujuan
mencari pekerjaan. Namun banyak juga dari mereka gagal mendapatkan pekerjaan,
karena mereka tidak memiliki keahlian atau keterampilan tertentu untuk bekerja
di kota.Dan juga mereka tidak mempunyai sanak famili yang tinggal di kota.
Sehingga hidupnya terkatung-katung tidak menentu, dan merekapun hidup di tempat
yang tidak layak dihuni. Dan menyebabkan tingkat kemiskinan di kota meningkat,
karena mereka tidak memiliki penghasilan dan tidak dapat memenuhi segala
kebutuhannya.
Sadar bahwa isu kemiskinan merupakan masalah
sosial yang senantiasa aktual, pengkajian konsep kemiskinan merupakan upaya
positif guna menghasilkan pendekatan dan strategi yang tepat dalam
menanggulangi masalah krusial yang dihadapi Bangsa Indonesia dewasa ini.
C. Kemiskinan sebagai Masalah Sosial
Menurut sejarah, keadaan kaya dan miskin secara berdampingan tidak
mrupakan maslah sosial sampai saatnya perdagangan berkembang dengan sangat
pesat dan timbulnya nilai-nilai sosial yang baru. Dengan berkembangnya
perdagangan ke seluruh dunia dan ditetapkan tarf kehidupan tertentu sebagai
suatu kebiasaan masyarakat, kemiskinan muncul sebagai masalah sosial. Pada
waktu itu individu sadarakan kedudukan ekonominya, sehingga mereka mampu untuk
mengatakan apakah dirinya kaya atau miskin. Kemiskinan dianggap sebagai masalah
sosial, apabila perbedaan kedudukan ekonomi para warga masyarakat ditentukan
secara tegas.
Pada masyarakat modern yang kompleks, kemiskinan menjadi masalah sosial
karena sikap membenci kemiskinan tersebut. Seseorang bukan merasa miskin karena
kurang makan, pakaian, dan perumahan. Namun karena harta miliknya dianggap
tidak cukup untuk memenuhi taraf hidupnya yang ada. Hal ini terlihat di
kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta. Seseorang dianggap miskin karena
tidak memiliki radio, televisi, atau mobil. Sehingga lama kelamaan benda-benda
sekunder tersebut dijadikan ukuran bagi keadaan sosial ekonomi seseorang, yaitu
apakah dia miskin atau kaya. Dengan demikian, persoalannya mungkin menjadi
lain, yaitu tidak adanya pembagian kekayaan yang merata.
D. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Kemiskinan
Masalah kemiskinan yang terjadi akan menimbulkan dampak atau akibat yang
dapat terjadi yaitu meningkatnya tingkat kriminalitas. Kriminalitas disini yang
sering terjadi antara lain adalah pencurian, pencopetan, perampokan, dan
lain-lain. Alasan mereka melakukan hal itu adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, karena mereka tidak mempunyai penghasilan untuk mencukupi
kebutuhannya. Seseorang cenderung melakukan apa saja jika terdesak untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Baik itu dengan cara halal maupun tidak. Sehingga
tingkat kriminalitas di kota-kota besar meningkat.
Selain meningkatkan kriminalitas, kemiskinan juga dapat menyebabkan
tingkat kesehatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) semakin rendah. Hal ini terjadi
karena masyarakat miskin cenderung kesulitan pula dalam memenuhi kebutuhan
makan mereka. Sehingga kandungan gizi yang ada pada makanan yang biasa
dikonsumsiny setiap hari kurang, atau bahkan sudah tidak layak konsumsi.
Akibatnya, kesehatan mereka terganggu dan tingkat kesehatannya semakin menurun.
Sementara tingkat SDM atau pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat
miskin yang semakin menurun, dapat disebabkan karena mereka sulit untuk
bersekolah atau menyekolah anak mereka (sebagai orang tua), sehingga pendidikan
mereka pun tidak jauh berbeda dengan orang tua mereka. Padahal pemerintah juga
telah banyak menetapkan peraturan dan program-program yang bertujuan untuk
mengentaskan kemiskinan dan agar masyarakat miskin masih tetap bisa bersekolah
atau menerima pendidikan hingga di Perguruan Tinggi sekalipun. Namun mungkin
semua itu tetap terjadi karena beberapa di antara bantuan yang diberikan kepada
masyarakat miskin tidak tepat sasaran.
E. Cara Mengatasi Masalah Kemiskinan
Untuk mengatasi masalah kemiskinan, sebenarnya pemerintah telah berusaha
mengentaskan kemiskinan yang senantiasa terjadi, khususnya di Indonesia yang
termasuk negara berkembang. Namun masalah ini tak kunjung usai, masih saja
melanda sebagian besar masyarakat. Entah karena faktor masyarakat atau
individunya ataupun pemerintahnya. Namun sejauh penulis ketahui, kedua faktor
tersebut saling mempengaruhi. Masyarakat yang etos kerja dan kemauan untuk
lebih majunya rendah bahkan tidak ada, kebanyakan mempunyai sifat pemalas dan
hanya mau terima jadi tanpa mau berusaha. Untuk mengatasi masalah ini,
seharusnya pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama. Pemerintah jangan
hanya memberi bantuan berupa uang tunai atau bahan makanan saja. Namun juga
memberi pengarahan dan pembekalan atau ketrampilan tertentu untuk masyarakat
miskin, agar dapat memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk bekerja tanpa
dipungut biaya. Sehingga mampu bekerja dan menghidupi keluarga tanpa
menggantungkan hidupnya pada pemerintah. Untuk masyarakat sendiri diharapkan
mampu melaksanakan program tersebut dengan sungguh-sungguh dan meningkatkan
etos kerja. Sehingga tujuan utama dari program pengentasan kemiskinan yang
sudah lama melanda sebagian masyarakat dapat teratasi. Dan masalah kemiskinan
akan dapat berkurang bahkan hilang sama sekali.
Penyebab lain dari kemiskinan dapat pula terjadi khususnya di kota-kota
besar adalah karena jumlah penduduk yang sangat padat, sedangkan jumlah
lowongan pekerjaan yang sangat terbatas. Sehingga pemerintah dapat mengatasi
kepadatan penduduk tersebut dengan menggalakkan program urbanisasi. Sehingga
jumlah penduduk di setiap daerah dapat merata. Selain itu juga di daerah-daerah
tujuan urbanisasi harus disediakan fasilitas seperti adanya lowongan pekerjan
yang memadahi, sehingga nasib para masyarakat urban tidak sama seperti
sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Soekanto (1995:406) berpendapat bahwa kemiskinan diartikan sebagai suatu
keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan
taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun
fisiknya dalam kelompok tersebut.
Kemiskinan dapat terjadi karena berbagai hal, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Rendahnya
tingkat pendidikan
2. Kurangnya
kreativitas individu
3. Tingkat
kelahiran yang tinggi
4. Pengaruh
lingkungan hidup atau tempat tinggal
5. Keturunan
Kemiskinan dapat mengakibatkan berbagai masalah lain, dengan kata lain
kemiskinan menimbulkan dampak yang diatranya adalah tingginya tingkat
kriminalitas, tingkat SDM atau pendidikan masyarakat miskin yang rendah, dan
semakin menurunnya tingkat kesehatan masyarakat miskin.
Masalah kemiskinan adalah masalah kita bersama. Sebagai masalah sosial,
kemiskinan harus segera diatasi. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi
masalah kemiskinan. Tidak hanya tanggung jawab pemerintah, masalah kemiskinana
juga tanggung jawab kita bersama. Untuk mengatasi masalah ini, seharusnya
pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama. Pemerintah jangan hanya memberi
bantuan berupa uang tunai atau bahan makanan saja. Namun juga memberi
pengarahan dan pembekalan atau ketrampilan tertentu untuk masyarakat miskin,
agar dapat memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk bekerja tanpa dipungut
biaya. Sehingga mampu bekerja dan menghidupi keluarga tanpa menggantungkan
hidupnya pada pemerintah. Untuk masyarakat sendiri diharapkan mampu
melaksanakan program tersebut dengan sungguh-sungguh dan meningkatkan etos kerja.
Sehingga tujuan utama dari program pengentasan kemiskinan yang sudah lama
melanda sebagian masyarakat dapat teratasi. Dan masalah kemiskinan akan dapat
berkurang bahkan hilang sama
sekali.
B. Saran
Dengan adanya kemiskinan, khususnya yang banyak dialami oleh negara
berkembang, termasuk Indonesia banyak aspek yang harus diperbaiki. Di dalam
pembahasan makalah ini, penulis telah memberi contoh cara untuk mengatasi
kemiskinan sebagai masalah sosial. Peran pemerintah sangatlah penting dalam tujuan
untuk mengatasi kemiskinan, namun upaya pemerintah tidaklah berarti apabila
tidak diimbangi oleh etos kerja masyarakat itu sendiri. Maka kerjasma antara
pemerintah dan masyarakat ataupun individu haruslah terjalin dengan baik.
Sehingga tujuan utama dari program pengentasan kemiskinan yang sudah lama
melanda sebagian masyarakat dapat teratasi. Dan masalah kemiskinan akan dapat
berkurang bahkan hilang sama sekali.
Selain itu, karena kemiskinan dapat menimbulkan masalah lain seperti
rendahnya tingkat kesehatan dan pendidikan, maka perintah juga harus segera
mengatasi masalah tersebut. Agar masyarakat miskin tidak merasa terus-terusan
sengasara. Dan diharapkan dengan adanya peningkatan kesehatan dan pendidikan,
masyarakat miskin mampu meningkatkan taraf hidupnya sendiri dan mampu bangkit
dari kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA
http://dyfitria.blogspot.com/
Agen Sakong Terpercaya
BalasHapusBandar Sakong Terpercaya
Judi Sakong Terpercaya
trimakasih , sangat bermanfaat
BalasHapusTerima kasih
BalasHapus